NEWZ
Galaksi rap lokal gonjang-ganjing. Banyak rapper yang ngelontarin beef dan saling dissing. Nggak heran, ada yang panas-panasan. Bukannya nggak mungkin pecah perang habis-habisan. Waduh, gawat dong!
"Gawat, suhu hiphop Bandung memanas. Rapper-rappernya udah mulai saling ngejek. Saling nge-beef (baca: mencela) satu sama lain. Udah gitu, on air di radio lagi. Bener-bener bahaya, jack!" bilang seorang teman Hai berapi-api lewat sambungan telepon interlokal.
"Pokoknya, lo harus ke sini, deh. Liat sendiri kayak apa suasananya. Bener-bener panas. Udah kayak hip hop di nagri," sambungnya, penuh semangat.
Pas ngedenger komen tuh cowok, Hai cuma senyum kecil. Dalam hati, masih ada rasa nggak percaya sama omongan tuh orang. Abis, kita semua tau kalo bangsa Indonesia tuh ramah dan sopan. Masa sih ada yang sampe berani-beranian saling nge-diss (baca: mencela juga) di radio?
Tapi, yang namanya info tetep harus diselidiki. Hari itu juga, Hai langsung ngontak seorang teman Hai yang bekerja di sebuah radio di Bandung. Pengen cari tau, apa bener udah segawat itu keadaannya.
Apa jawaban yang Hai dapet?
"Yoi, man! Hiphop Bandung sekarang emang lagi panas. Ada Ebieth, Hoodkilla, Djeni dan Mukagila yang lagi tempur. Pokoknya hot deh!" jawab cowok bernama Victor yang jadi music director di Radio Ardan itu, sambil menceritakan garis besar kejadiannya.
Man, kalo gini caranya sih udah serius. Harus cepet berangkat ke Bandung, nih!
***
Kelar menempuh perjalanan selama satu jam sepuluh menit lewat jalan tol baru Cipularang, Hai langsung ngedatengin kantor Radio Ardan. Menurut informasi yang Hai kumpulin sebelum berangkat, di radio inilah semua kericuhan bermula.
Gara-gara Ardan mainin lagu berjudul Lebok Sia yang isinya habis-habisan nge-diss Ebieth, suhu hiphop Bandung langsung panas. Banyak yang ngerasa nggak suka ngedenger lagu punyaan Hoodkilla itu. Abis, liriknya kasar abis. Udah gitu, semuanya berisi makian. Bukan cuma buat Ebieth. Saint Loco pun ikut kebagian.
Kocaknya, meski banyak yang nggak suka, lagu yang pertama kali muncul di segmen acara Hiphop Horay ini sukses jadi salah satu top request. Lebih dari seminggu, tuh lagu kenceng terdengar seantero Bandung. Pokoknya bersinar, deh!
Kok bisa begitu ya?
"Ada banyak hal yang menyebabkan hal ini. Yang pertama, tentu saja liriknya yang kasar dan abis-abisan mencela Ebieth, rapper yang lagi in di Bandung. Yang kedua, bisa jadi lagu itu ngetop karena sejarah pemunculannya sendiri yang misterius," bilang Victor, serius.
Menurut Victor, di awal pemunculannya, lagu ini beneran misterius, jack! Tiba-tiba aja, ada CD yang nongol di atas komputernya. Anehnya, nggak kayak CD demo indie lainnya, tuh CD sama sekali nggak dilengkapi informasi produk.
"Yang tertulis cuma judul lagu dan siapa penyanyinya. Tapi, data diri penyanyi dan contact person-nya sama sekali nggak ada," sambung Victor.
Meski minim informasi, tuh CD tetep dimainin. Nggak diduga, request-nya cukup seru. Tapi, di balik semua request itu, ada beberapa orang yang sibuk mencari tau siapa Hoodkilla sebenernya. Selain kru Hip Hop Hooray-nya Ardan yang terdiri dari Dorizo, Andy dan QuE, Ebieth sebagai korban diss pun sempet kasak-kusuk cari info tentang siapa sebenernya penyerangnya. Namun, jawabannya nggak kunjung didapat.
Setelah pencarian yang lumayan panjang, Hoodkilla akhirnya menampakkan diri. Ia bersedia muncul sebagai tamu di acara hiphop mingguan yang digelar di radio Ardan. Tentunya, buat ngobrol-ngobrol seputar lagu Lebok Sia itu.
Berita itu bocor ke telinga Ebieth. Ia pun segera datang buat menemui Hoodkilla di Ardan. Ternyata, Hoodkilla itu adalah Dule, salah seorang rapper senior yang juga anggota komunitas Impartarial, Bandung. Begitu ketemuan, keduanya pun saling berdiskusi soal Lebok Sia dan imbas yang ditimbulkan oleh lagu itu.
"Waktu itu kondisinya panas banget, jack! Mereka sempet liat-liatan. Obrolannya pun cenderung sengit. Untungnya nggak sampe ribut. Yang jelas, di acara hari itu kami sepakat kalo dissing itu bukanlah hal yang bisa dipake buat memecah belah. Karena ini adalah salah satu bagian dari rap, mendingan dibikin biasa aja. Nggak usah terlalu diambil hati,"cerita Victor, lagi.
Meski "katanya" masalah antara Ebieth dan Hoodkilla udah clear, belakangan muncul beberapa CD demo yang isinya dissing buat Hoodkilla dan Ebieth. Entah itu dari Djeni, Gheto Experience sampe Mukagila. Mereka inilah yang membuat suhu hiphop Bandung jadi memanas kayak sekarang ini.
***
"Gue sebenernya nggak niat bikin sensasi. Apa yang gue ungkapin dalam lagu Lebok Sia semata-mata adalah ungkapan perasaan gue pribadi. Jujur, secara personal, gue sama sekali nggak ada masalah sama Ebieth. Gue cuma nggak suka aja sama caranya mengibarkan imej lewat dissing. Gue juga nggak suka sama gayanya yang kayak bunglon. Kadang jadi anak metal, kadang jadi anak rap," repet Hoodkilla a.k.a Dule pas ditemui Hai di Hotel Santika, Bandung, keesokan harinya.
Meski mengaku sudah kenal lama dengan Ebieth, Hoodkilla ngerasa kalo yang dilakuin sama Ebieth tuh nggak bener. Terutama saat ia nge-diss Kremlin di lagu Klepto. Bener-bener sesuatu yang ironis, mengingat Kremlin itu adalah bekas bandnya sebelum ngebantuin 7 Kurcaci.
"Di dalam hiphop, yang namanya respek tuh dijunjung tinggi. Sayang banget kalo cuma gara-gara slek sama Kremlin, Ebieth udah sibuk nge-diss. Harusnya, ia nggak sedangkal itu memandang hiphop. Takutnya nanti bakal ada salah tafsir soal hiphop di kalangan pendengar awam. Makanya, biar nggak terulang, gue coba ngasi masukan lewat lagu itu," sambung Dule lagi.
Selain itu, Dule berpendapat bahwa setiap MC atau rapper itu harus udah siap di-diss begitu memasuki area rap. Apalagi, kalo seorang MC itu udah pernah melontarkan beef ke orang lain. Hitung-hitung, itu adalah resiko yang harus ditempuh.
"Diss-diss-an itu biasa di komunitas rap. Bukan sekali ini aja ada peristiwa diss-diss-an. Malah, kalo mau coba liat www.hiphopindo.net, ada satu bagian khusus yang isinya semuanya dissing. Jadi, nggak perlu lah dibesar-besarkan," tegas Dule.
Trus, kenapa Saint Loco kebawa-bawa?
"Ya, itu kan selentingan. Gue mau kasi tau ke pendengar rap kalo apa yang dibuat sama Saint Loco tuh nggak istimewa. Mereka cuma memodifikasi lagu Me, Myself and My Microphone-nya Run DMC. Belakangan, gue baru tau kalo itu adalah tribute buat Run DMC. Dan, mereka udah dapet izin soal itu. Harusnya, dikomunikasikan dari dulu. Biar orang nggak salah menilai dan pendengar tau masalahnya," jawab Dule, cepat.
Lantas, apa komentar Ebieth tentang Lebok Sia?
"Jujur, gue kaget juga pas ngedenger singel itu. Asli, gue ngerasa diserang. Buat gue, nge-beef orang lain tuh nggak masalah. Asal ada dasarnya. Kalo nggak ada dasarnya, tuduhan itu kan kayak fitnah. Makanya, sebelum nge-beef harus ada dasarnya dulu," bilang mahasiswa STBA Bandung ini, berapi-api.
Menurut Ebieth, banyak banget dari sindiran Hoodkilla yang nggak berdasar. Yang nggak bisa dibuktikan dengan jelas.
"Misalnya nih, dia bilang gue asal aja nge-diss Kremlin. Jujur, emang di lagu Klepto gue ngebawa-bawa nama Kremlin. Tapi, urusannya jelas. Gue mempertanyakan gimana nasib lirik gue yang katanya mau diganti pas gue cabut. Itu kan jelas. Jadi, wajar aja dong kalo gue masukin ke lagu," sambung Ebieth.
"Tapi, kalo dia ngebawa-bawa klip gue yang katanya nyontek dari MTV, ya jangan salahin gue dong. Harusnya, protes ke sutradaranya. Lagian juga menurut gue kita ini masih banyak nyontek. Rap juga hasil nyontek. Aslinya kan rap itu dari Amrik dan dicontek sama orang sini. Tapi, lama-kelamaan perkembangannya bagus. Dan, yang bagus harus dilestarikan."
Ebieth juga ngerasa kalo perbuatan Dule yang merahasiakan jati dirinya pas ngelepas singel itu adalah hal yang amat disayangkan. Buat Ebieth, nge-diss itu wajar-wajar aja. Dan, sebagai rapper sejati, harusnya berani tampil dan nggak main sembunyi-sembunyi kayak yang dilakukan Dule dan Hoodkilla-nya.
"Apa yang disampaikan dengan terang-terangan jelas bakal lebih didengerin. Ngapain juga ngumpet-ngumpet. Meski alasannya nggak mau bikin sensasi, apa yang dia lakuin jelas nimbulin sensasi," tegas Ebieth.
Meski merasa diserang, Ebieth berkeputusan untuk nggak ngeluarin singel buat nge-diss balik. Menurutnya, hal itu nggak perlu dilakuin.
"Kalo pun gue niat nge-diss balik, palingan pas gue ngerilis album. Gue nggak mau spesial buat singel cuma buat nge-diss. Rasanya sia-sia banget. Lagian juga nggak penting-penting amat, sih," bilangnya, santai.
***
Keputusan Ebieth nggak ngebales dissing Hoodkilla ternyata dipandang beda sama rapper-rapper lain. Rapper-rapper kayak Djeni, Mukagila dan Ghetto Experience berlomba-lomba mengeluarkan singel buat ikutan nge-diss. Dan, kebanyakan korbannya adalah Hoodkilla.
Djeni misalnya, bela-belain ngeluarin singel Ebieth VS Hoodkilla demi ngebelain Ebieth. Dia ngerasa nggak terima kalo idolanya diserang orang dan dilecehkan.
"Bukan berarti gue pengen tenar gara-gara nge-diss orang lain. Tapi gue pengen ngebela Ebith aja. Gue nge-diss kalo ada masalah yang nge-booming aja. Seorang MC sejati itu tanpa takut dan ragu ngelurain kata-kata. Rapper lain tuh kalo ngehina setengah-setengah kalo gue tuh langsung apa adanya. Ngapain takut? Gue bener kok! Itu baru namanya MC sejati," repet cowok yang sempet jadi juara battle rap di Bandung ini, tegas.
Alasan Mukagila dan Ghetto Experience kurang lebih sama. Mereka ingin memperlihatkan sikapnya dalam permasalahan Ebieth vs. Hoodkilla.
Waduh, kalo kayak gini terus-terusan bisa bahaya dong! Jangan-jangan, nanti lagu-lagu ini bakal dibales sama gengnya Hoodkilla, trus belakangannya malah jadi berantem. Model-model East coast vs. West coast di Amrik gitu.
"Nggak bakal lah, namanya juga rap battle. No hurt feeling lah...masih bisa didamaikan lah," bilang Djeni, sambil tersenyum.
Ternyata, komentar Djeni disetujui oleh Ebieth dan Dule. Menurut mereka, yang namanya dissing itu nggak seharusnya menimbulkan perang. Karena, budaya dissing tuh udah lama ada dalam komponen musik rap.
"Harusnya semua rapper udah bisa menerimanya dengan besar hati. Kalo akhirnya jadi besar, itu sih gara-gara orang di luar rap aja," bilang Dule, serius.
"Yang jelas, nggak akan lah kami jadi berkelahi gara-gara dissing. Kalo yang terjadi di nagri, itu kan awalnya disengaja. Lama-lama makin panas dan jadinya malah berkelahi. Gue yakin, kasus Tupac dan Biggie udah jadi contoh yang harus diwaspadai. Dan nggak sampe terulang lagi di mana pun di dunia ini, termasuk di Indonesia," kata Ebieth, bijak.
Wah, beneran nih? Bagus deh kalo begitu. Asal jangan ngomong doang, man! Bilangnya nggak berantem, nantinya malah antem-anteman. Kan nggak asik tuh jadinya.
Perang Rap dari Masa ke Masa
Saling nge-diss dan nge-beef tuh udah lama banget terjadi. Terutama di Amrik, negeri yang jadi tanah kelahiran musik rap. Berikut ini adalah beberapa battle terpanas sepanjang masa.
JA RULE VS 50 CENT (2003)
Konon penyebab pertarungan kedua jagoan ini cuma gara-gara pengen berebutan imej rapper jalanan. Mereka sempet saling nge-diss lewat singel-singel indie. Sekarang sih, keduanya udah mulai adem. Nggak ada lagi tuh saling dissing. Meskipun begitu, pertarungan keduanya masih terus disebut-sebut sampe sekarang.
Jay-Z Vs Nas (2001)
Jay memulai perang dengan melepaskan singel Take Over yang mengejek Nas, rivalnya, sebagai rapper murahan. Nas ngebales dengan singel Super Ugly yang isinya.....(keliatan kok dari judulnya).
Common Vs West Coast (1999)
Lebih dikenal dengan perang East Coast versus West Coast. Pecah gara-gara dua geng ini nggak sejalan dalam visi dan misi. Perang rap dua geng ini belakangan menimbulkan korban jiwa. Tupac Shakur dan Notorious B.I.G. tewas di tengah perang.
Kol Moe Dee Vs Busy Bee (1981)
Konon, ini adalah perang rap terbesar perdana yang terekspos media. Kejadiannya berlangsung di Harlem World Night Club. Kol Moe Dee ngajakin Busy Bee battle repetan di atas panggung.(*)
Komentar Sang Korban
Kayak udah dijelasin, lirik-lirik lagu Ebieth dan Hoodkilla tuh bukan cuma nge-diss orang-orang di komunitas hiphop. Pengen tau, gimana komentar korban-korban ini atas lirik lagu yang menyerangnya? Sok disimak!
KREMLIN
Korban dissing di lagu Klepto
"Kami kecewa banget dan ngerasa ditikam dari belakang. Kami udah nganggep dia tuh sobat banget. Soal lagu NATO yang di-diss sama dia, Sebelum dimasukin ke radio tuh kami malah ngasi tau Ebieth duluan. Setelah dia dengerin, dia nggak komen apa-apa. Pas udah di radio dan bikin video, tiba-tiba dia ngeluarin singel itu. Kami bingung, dong? Apa maksudnya nih? Padahal, pas dibikin video tuh, dia ngasih motivasi gitu
Gara-gara tuh lagu, kami jadi kesel banget sama media yang nyebut kita KRE dengan 4 huruf di belakangnya. Kami tuh Kremlin! Dan kami bukan plagiator! Di sini bisa keliatan lah kalo dari media sendiri nggak fair sama kami."
SAINT LOCO
Korban dissing di lagu Lebok Sia
"Kami nggak tau kenapa nama kami dibawa-bawa. Udah gitu, kayaknya yang nge-diss masih miskin informasi deh. Lagu Microphone Anthem emang sengaja kami bikin sebagai tribute untuk Run DMC. Dan, kami udah punya izinnya.
Harusnya, kalo mau nge-diss cari info dulu yang akurat. Jangan asal ngomong tanpa dasar. Kayak tong kosong tapi nyaring bunyinya!"
DELON INDONESIAN IDOL
Salah satu korban dissing di lagu Round 1
"Aku sih nggak perduli sama komentar orang lain. Yang jelas, aku bisa sampai kayak gini karena pilihan banyak orang. So, kenapa juga harus marah. Yang jelas, aku udah ngebuktiin kalo aku bisa. Terserah apa kata orang!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar